Sunday, February 19, 2006

LA TAHZAN


LA TAHZAN
Dr. ‘Aidh al-Qarni
Ratna, 13 oktober 2004

Kutulis di sampulnya, “from the JAKARTA GIRL who I love the most”.

Buku ini sampai di rumah siang Ta. Sorry ya, review nya telat. Yang kemarin udah kuhapus ( thank u so much to not make me sad. Terkadang ada kalanya kita tidak puas dengan hidup kita. Merasa bosan, jenuh, marah tapi nggak tau apa yang mau dimarahkan. Saya selalu bercerita hal-hal yang menyangkut diri saya pada teman saya ini. My guardian angel. Dia selalu mendengarkan saya dan ikut berkeluh kesah dengan saya.

Yeah, I know, sometime the world is not enough for both of us do we? ( merasa tidak menjadi wanita yang maksimal, memiliki hidup yang biasa-biasa saja. Menjadi buruk juga enggak, menjadi baik hm…mm…lalu keluh kesah kemarin itu apa? mencirikan kita wanita baik? Hehehehe…cause we only human right ta?

Thanks for sending me this book. Kalau dulu sempat marak dengan buku-buku macam spirit-spirit seperti chicken soup, buku ini juga membangkitkan semangat! Menginspirasi kita bagaimana menjadi manusia yang bisa kompromi dengan derita. Mengingatkan kita ‘hei, your world not as bad as u think!’ dan yang paling penting, mengajarkan kita bagaimana menjadi muslim yang baik. Menyadarkan kita bahwa -it is, we only human!-

“anda acapkali memikirkan sesuatu yang tidak ada, sehingga anda pun lupa mensyukuri yang sudah ada”

Honestly, sometime, this book ‘kill’ me a lot!! Saya seperti tercekik secara tiba-tiba tiap kali saya membaca kalimat-kalimatnya( atau merasa ditampar berkali-kali di depan orang banyak (

     Ali Bin Abi Talib :
     Semoga jalan keluar terbuka, semoga
     Kita bisa mengobati jiwa kita dengan doa
     Janganlah engkau berputus asa manakala
     Kecemasan yang menggenggam jiwa menimpa
     Saat paling dekat dengan jalan keluar adalah
     Ketika telah terbentur pada putus asa

Comments: Post a Comment



<< Home

This page is powered by Blogger. Isn't yours?